Minggu, 20 Maret 2011

Tottenham Hotspur ~ Audere Est Facere



Klub ini memang sedang naik daun di musim 2010/2011 ini. Performa impressivenya di Liga Champions Eropa membuat banyak mata mulai memerhatikannya. Memuncaki klasemen di fase grup mengungguli juara tahun lalu, Inter Milan, Tottenham lolos ke 16 besar dan bertemu klub dari kota yang sama, AC Milan.. Unggul aggregat 1-0 cukup bagi Tottenham untuk melaju ke babak selanjutnya dengan bertemu Real Madrid.

Walaupun tidak sebesar Man. United ataupun Chelsea, Tottenham mampu finish di urutan keempat pada musim lalu, menggusur Liverpool, salah satu dari klub the Big Four. Memang, di kompetisi domestik klub ini belum terlalu konsisten, performanya masih naik-turun. Tetapi, dengan squadnya yang merata, terutama dukungan lini tengah yang kuat Tottenham merupakan ancaman bagi klub-klub papan atas.

Saya sendiri terkesan dengan Luca Modric dan Gareth Bale. Modric, pemain mungil asal Kroasia ini sangat berpengaruh di dalam tim. Sebagai pengatur serangan, ia dapat di tempatkan di klub manapun. Lalu Bale yang  mempunyai julukan Welsh Flash, yang sesuai dengan namanya, kecepatan larinya di atas rata-rata. kemampuan dribblenya sangat baik dan kaki kirinya sangat kuat.

Tetapi bila anda seorang wanita, saya rasa anda mungkin akan terkesan dengan Niko Kranjcar. Pasalnya selain memiliki tembakan yang akurat, ia juga memiliki wajah yang relatif tampan (mungkin setelah pensiun jadi artis hollywood):).


foto: Niko Kranjcar

Secara keseluruhan saya menjagokan Tottenham Hotspur karena klub ini memiliki potensi dan saat ini sedang berkembang. Dan pastinya lebih seru daripada menjagokan tim yang sudah mapan. Sekali lagi Audere est Facere, to dare is to do, the Lily whites.

Red Hot Chili Peppers - Under The Bridge



Sometimes I feel like I don't have a partner
Sometimes I feel like my only friend
Is the city I live in, the city of angels
Lonely as I am, together we cry

I drive on her streets 'cause she's my companion
I walk through her hills cause she knows who I am
She sees my good deeds and she kisses me windy
I never worried, now that is a lie

I don't ever wanna feel like I did that day
Take me to the place I love, take me all the way
I don't ever wanna feel like I did that day
Take me to the place I love, take me all the way

It's hard to believe that there's nobody out there
It's hard to believe that I'm all alone
At least I have her love, the city she loves me
Lonely as I am, together we cry

I don't ever wanna feel like I did that day
Take me to the place I love, take me all the way
I don't ever wanna feel like I did that day
Take me to the place I love, take me all the way

Under the bridge downtown
Is where I drew some blood
Under the bridge downtown
I could not get enough
Under the bridge downtown
Forgot about my love
Under the bridge downtown
I gave my life away

Kamis, 10 Maret 2011

The Old Man and The Sea

Cerita berawal dari seorang nelayan tua bernama Santiago, yang sudah delapan puluh empat hari memancing tetapi belum juga mendapatkan ikan. Ditemani oleh seorang anak muda pada empat puluh hari sebelumnya, Santiago melanjutkannya seorang diri karena ayah pemuda tersebut menyuruhnya ikut di kapal lain. Walau sudah tua, matanya masih memancarkan semangat. Ia terus berusaha mendapatkan ikan, seperti pada masa jayanya dahulu, saat ia masih muda. Konflik dalam cerita ini ialah ketika umpan yang dipasang oleh Santiago dimakan seekor ikan Manolin raksasa. Cerita selanjutnya silahkan anda baca sendiri, temukan keindahan dari setiap kata-kata yang coba disampaikan oleh Hemingway.
:matabelo:

Hemingway mencoba menuliskannya dengan sangat sederhana, mengalir, kuat, dan inspiratif. Novella ini dibuat tanpa bab, penggambaran tokohnya baik, dan tema ceritanya menarik. Karenanya, novella atau novel pendek the old man and the sea mengantarkan Ernest Hemingway mendapatkan penghargaan Putlizer dan Nobel.

Coba perhatikan sekelilingmu, dan kau akan menyadari bahwa dasar dari keindahan adalah sebuah kesederhanaan.