Tampilkan postingan dengan label buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label buku. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 Maret 2011

The Old Man and The Sea

Cerita berawal dari seorang nelayan tua bernama Santiago, yang sudah delapan puluh empat hari memancing tetapi belum juga mendapatkan ikan. Ditemani oleh seorang anak muda pada empat puluh hari sebelumnya, Santiago melanjutkannya seorang diri karena ayah pemuda tersebut menyuruhnya ikut di kapal lain. Walau sudah tua, matanya masih memancarkan semangat. Ia terus berusaha mendapatkan ikan, seperti pada masa jayanya dahulu, saat ia masih muda. Konflik dalam cerita ini ialah ketika umpan yang dipasang oleh Santiago dimakan seekor ikan Manolin raksasa. Cerita selanjutnya silahkan anda baca sendiri, temukan keindahan dari setiap kata-kata yang coba disampaikan oleh Hemingway.
:matabelo:

Hemingway mencoba menuliskannya dengan sangat sederhana, mengalir, kuat, dan inspiratif. Novella ini dibuat tanpa bab, penggambaran tokohnya baik, dan tema ceritanya menarik. Karenanya, novella atau novel pendek the old man and the sea mengantarkan Ernest Hemingway mendapatkan penghargaan Putlizer dan Nobel.

Coba perhatikan sekelilingmu, dan kau akan menyadari bahwa dasar dari keindahan adalah sebuah kesederhanaan.
  

Sabtu, 18 September 2010

The Swordless Samurai


"Jangan jadi orang yang, dua puluh tahun dari sekarang, mengingat-ingat masa lalunya dan menyesali kegagalannya memanfaatkan momen yang mungkin akan mengubah keberuntungannya. Sambarlah kesempatan dengan kedua tanganmu!" 

Sekilas judulnya terdengar sedikit aneh memang. Samurai tanpa pedang. Bagaimana mungkin seorang samurai dapat bertarung jika ia tidak menggunakan pedang? Apalagi untuk mempersatukan Jepang yang pada saat itu adalah zaman peperangan.
***
Hideyoshi adalah anak seorang petani yang miskin. Ia bercita-cita untuk menjadi seorang samurai, karena pada zaman itu petani ternasuk ke dalam strata sosial terbawah. Di awali dengan mengabdi di keluarga samurai sebagai seorang penjaga sandal, tetapi dengan dedikasi dan kerja kerasnya membuat ia terus naik jabatan. Dan posisinya menanjak dengan pesat ketika ia mengabdi pada Lord Nobunaga, seorang pemimpin yang mempunyai visi jauh ke depan, mempersatukan negeri. 

Ketika Lord Nobunaga dibunuh Hideyoshi lah yang menggantikan posisinya memimpin organisasi tersebut. Hideyoshi sadar, dengan tinggi tubuhnya yang hanya sekitar 150 cm ia tidak akan dapat mengalahkan musuh-musuhnya jika bertarung menggunakan pedang. Oleh karena itu ia lebih memilih menggunakan kepalanya untuk menundukkan lawan-lawannya, yaitu dengan jalan diplomasi. Yang akhirnya ia, Lord Hideyoshi, seseorang yang bukan dari keturunan bangsawan, menjadi pemimpin Jepang yang mempersatukan dan membawa Jepang ke dalam perdamaian.